Petani Milenial: Solusi Masa Depan Pertanian Indonesia





Pertanian adalah sektor yang vital bagi Indonesia, baik sebagai penyedia pangan, sumber devisa, maupun penyerap tenaga kerja. Namun, pertanian Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari laju konversi lahan, perubahan iklim, hingga krisis pangan akibat pandemi COVID-19. Salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani di Indonesia terus menurun dari 33,4 juta jiwa pada tahun 2013 menjadi 26,1 juta jiwa pada tahun 2019. Sementara itu, usia rata-rata petani Indonesia mencapai 45,6 tahun pada tahun 2019, yang menunjukkan bahwa petani Indonesia semakin menua.

Cita-cita menjadi petani belum menjadi favorit generasi muda di Indonesia lantaran dianggap tidak menjanjikan masa depan cerah sebagaimana profesi bergengsi yang lain. Padahal sektor pertanian sebagai penyedia pasokan pangan memerlukan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan anak muda agar terbentuk perubahan sistem yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Citra pertanian yang “jadul” dan kuno cenderung membuat sektor ini tak dilirik anak muda padahal potensinya untuk bisa menghasilkan pendapatan besar sangat layak untuk diperhitungkan. Di sisi lain isu soal krisis pangan mendorong pembangunan sektor pertanian menjadi semakin signifikan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menggairahkan kembali sektor pertanian dengan melibatkan generasi muda yang kreatif, inovatif, dan berwawasan global. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian adalah melalui program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS).

YESS adalah program kewirausahaan dan ketenagakerjaan di bidang pertanian yang didasari karena animo para pemuda untuk bergelut di sektor pertanian mulai berkurang. Melalui program YESS diharapkan ada usaha nyata untuk membangkitkan minat para pemuda agar bergerak di sektor pertanian, baik itu sebagai tenaga kerja maupun sebagai wirausahawan.

Program YESS bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan ditargetkan untuk menciptakan 5.000 wirausaha muda di bidang pertanian yang modern, mandiri, dan terampil, serta menghasilkan 25.000 tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian.

Program YESS memfasilitasi pemuda dalam berbagai kegiatan, diantaranya pelatihan untuk peningkatan kapasitas pemuda, hibah kompetitif untuk menstimulus para generasi muda agar mau berwirausaha di bidang pertanian, serta bantuan modal, pendampingan, dan konsultasi agribisnis.

Program YESS telah diimplementasikan di empat provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Salah satu contoh keberhasilan program YESS adalah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, dimana telah terbentuk District Multy Stakeholder Forum (DMSF) yang merupakan wadah komunikasi dan koordinasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan pemuda.

DMSF Pacitan mendukung program YESS karena diharapkan memberi bekal kepada para pemuda agar berwirausaha di sektor pertanian secara mandiri. Selain itu, DMSF Pacitan juga sejalan dengan misi dari Pemerintah Kabupaten Pacitan, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor agraris.

Program YESS menjadi salah satu solusi untuk menciptakan petani milenial yang tangguh dan berkualitas, yang mampu melaksanakan pertanian modern yang merupakan kunci peningkatan produktivitas. Petani milenial diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital.

Petani milenial juga diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk tertarik dan bangga menjadi petani. Dengan demikian, sektor pertanian Indonesia bisa terus berkembang dan berdaya saing, serta mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional dan global.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak